Aku Jenitta [Part3]

Kebahagiaan itu tidak selamanya abadi , kita diajarkan untuk tidak terlalu larut dalam kebahagiaan.
Itulah yang aku alami, saat itu.
Aku bahagia bisa mendapatkan hati mu , aku bahagia bisa selalu bersama mu , dan aku sangat bahagia menjadi wanita yang kau cintai.
Tapi , sungguh aku tak bisa menerima kenyataan yang ada , aku tak bisa !.
Kau masih dimiliki dan memiliki . Iya , kamu masih bersama yang lain.
Itu hal yang amat sangat meresahkan ku.
Tuhan , berikan aku kekuatan berikan aku kesabaran untuk melewati semua ini.
Serangan demi serangan , teror demi teror mulai dai pesan pada facebook , telvon gelap, dan apa lah itu, satu persatu menghujam ku, memaki ku , dan merobohkan hati ini.
Aku bukan wanita murahan.
Aku bukan wanita penggoda.
Aku tidak munafik bahwa aku mencintai dia.
Ketahuilah , aku bertahan, saat itu aku memilih untuk bertahan. Aku tidak menyerah.
Kau yang mengatakan akan mengakhirinya , kau yang mengatakan kau tidak ingin lagi bersamanya, kau memintaku untuk terus tetap ada, kau yang memintaku untuk tidak menghilang lagi. Kau berjanji. Aku melihat mu dan aku luluh saat itu.
Dan itu membuat aku sedikit lega.
Iya , aku bertahan , aku bertahan memperjuangkan cinta kita , apapun resikonya.
Aku bertahan.

0 komentar:

Posting Komentar